Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

CEGAH MALARIA DENGAN KULIT POHON SUSU

Kebanyakan orang  cenderung mengobati dibanding mencegah penyakitnya. Namun jika sudah terlanjur terkena, ada beberapa penyakit yang bisa dicegah agar penyakit itu tak kambuh lagi. Misalnya, penyakit Malaria yang sering timbul-tenggelam. Untuk mencegahnya, bisa mengkonsumsi salah satu jenis tanaman obat sebelum terinfeksi penyakit ini. Umumnya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dapat dikonsumsi sebagai obat pencegah penyakit Malaria, salah satunya yaitu kulit dari Pohon Susu. Kulit Pohon Susu mengandung cairan warna putih (getah). Untuk mendapatkan Pohon Susu di wilayah Kota Jayapura, banyak tumbuh di kawasan hutan Entrop, Kota Jayapura. “Cairan ini yang nantinya dapat diminum sesudah dimasak,” kata Apong, seorang warga Jayapura kepada  tabloidjubi.com , Selasa (20/2). Menurutnya, pengolahan kulit Pohon Susu untuk dijadikan obat sangat sederhana. Caranya, mengupas kulit Pohon Susu ukuran satu kepalan tangan. Lalu tuangkan empat gelas air di panci, kemudian dimasak hingga yang tersisa

Noken Mampu Penuhi Kebutuhan Keluarga

Noken atau biasa disebut tas asli Papua bukan sekedar jinjingan untuk mengisi barang-barang bawaan. Tapi memiliki nilai ekonomi guna menyambung kebutuhan hidup dalam keluarga. “Kami banyak anggota dalam keluarga. Belum lagi yang kuliah di Perguruan Tinggi Swasta di Jayapura yang cukup mahal. Biaya kuliah mereka dari hasil jualan noken,” ucap Klara Dou, Senin (17/2) di Abepura Papua. Taruhan harga standar noken kepada Pelanggan biasanya berkisar Rp. 50.000, 00 hingga Rp. 100.000, 00. Harga noken berkualitas dua kali lipat dari harga standar. “Ada cukup banyak pembeli noken tiap harinya. Tapi yang paling banyak anak-anak kuliah,” katanya. Biasa disebut mama Klara, petenung Noken asal Paniai sudah berpuluhan tahun domisili di Jayapura bersama dengan keluarganya. Berhasil memenuhi kebutuhan hidup keluarganya berkat talenta tenung noken. Dia menuturkan, tempat jualan noken selalu didatangi pelanggan setiap hari. Adapun warna noken bervariasi sesuai dengan simpati pembeli berbeda.

Perlu Tongkat Estafet Pelestarian Bahasa Daerah di Papua

Bukan tidak mungkin  bahasa di Papua kehilangan identitasnya. Satu penyebab utamanya adalah generasi muda semakin jarang aktif berkomunikasi sosial dengan bahasa daerah setempat. Karena itu, perlu memperketat pelestarian bahasa Daerah melalui kebijakan Pemerintah yang  solid dan keaktifan keterlibatan pihak dan elemen tertentu untuk mempertahankan identitas bahasa Daerah yang ada. Dari Sabang sampai Merauke, Negara kita ini memiliki ribuan bahasa daerah. Ini berarti di dalamnya terbentang ribuan suku. Diantara bentangan ribuan suku ini belum ada suku yang belum diinventarisir dengan baik untuk mempertegas jumlah bahasanya. Di Papua,  memiliki ratusan suku sehingga bahasa yang dimiliki sejumlah suku yang ada. Papua beda dengan daerah lain di Nusantara yang memiliki satu bahasa Daerah untuk mempersatukan suku-suku yang tersebar. Sebab itu, tidak ada bahasa Papua kecuali bahasa di Papua. Di Papua memiliki bahasa setiap suku walaupun jarak antara satu suku dengan  suku yang la

Perlu Tongkat Estafet Pelestarian Bahasa Daerah di Papua

Bukan tidak mungkin  bahasa di Papua kehilangan identitasnya. Satu penyebab utamanya adalah generasi muda semakin jarang aktif berkomunikasi sosial dengan bahasa daerah setempat. Karena itu, perlu memperketat pelestarian bahasa Daerah melalui kebijakan Pemerintah yang  solid dan keaktifan keterlibatan pihak dan elemen tertentu untuk mempertahankan identitas bahasa Daerah yang ada. Dari Sabang sampai Merauke, Negara kita ini memiliki ribuan bahasa daerah. Ini berarti di dalamnya terbentang ribuan suku. Diantara bentangan ribuan suku ini belum ada suku yang belum diinventarisir dengan baik untuk mempertegas jumlah bahasanya. Di Papua,  memiliki ratusan suku sehingga bahasa yang dimiliki sejumlah suku yang ada. Papua beda dengan daerah lain di Nusantara yang memiliki satu bahasa Daerah untuk mempersatukan suku-suku yang tersebar. Sebab itu, tidak ada bahasa Papua kecuali bahasa di Papua. Di Papua memiliki bahasa setiap suku walaupun jarak antara satu suku dengan  suku yang la

Perlu Tongkat Estafet Pelestarian Bahasa Daerah di Papua

Bukan tidak mungkin  bahasa di Papua kehilangan identitasnya. Satu penyebab utamanya adalah generasi muda semakin jarang aktif berkomunikasi sosial dengan bahasa daerah setempat. Karena itu, perlu memperketat pelestarian bahasa Daerah melalui kebijakan Pemerintah yang  solid dan keaktifan keterlibatan pihak dan elemen tertentu untuk mempertahankan identitas bahasa Daerah yang ada. Dari Sabang sampai Merauke, Negara kita ini memiliki ribuan bahasa daerah. Ini berarti di dalamnya terbentang ribuan suku. Diantara bentangan ribuan suku ini belum ada suku yang belum diinventarisir dengan baik untuk mempertegas jumlah bahasanya. Di Papua,  memiliki ratusan suku sehingga bahasa yang dimiliki sejumlah suku yang ada. Papua beda dengan daerah lain di Nusantara yang memiliki satu bahasa Daerah untuk mempersatukan suku-suku yang tersebar. Sebab itu, tidak ada bahasa Papua kecuali bahasa di Papua. Di Papua memiliki bahasa setiap suku walaupun jarak antara satu suku dengan  suku yang la

Pemekaran di Papua, Peluang dan Ancaman Identitas

Seiring  berjalannya pemekaran wilayah Provinsi Papua menjadi sub-sub Pemerintahan, warga masyarakat Papua menyambut hangat kebijakan Pemerintah itu. Lalu, kebijakan pemekaran wilayah pemerintahan disusul pemetaan wilayah administratif untuk menentukan batas wilayah kekuasaan. Sejauh ini, kebijakan Pemerintah Pusat masih eksis untuk menetapkan orang asli Papua sebagai mandor utama di tingkat elit birokrasi. Hal ini sebagai pengejawantahan otorisasi kebijakan Pemerintah Pusat yang lama, Otonomi Khusus. Maka konsekuensi dari kebijakan itu adalah pejabat yang bernotabene orang asli Papua menjadi lebih hiruk-pikuk merebut kursi kepemimpinan. Dengan demikian, orang asli Papua diisolir oleh suatu sistem kebijakan yang dikomandoi Pemerintah Pusat. Di tengah arus kesibukan bagi calon-calon pemimpin bernotabene orang asli Papua, mestinya menoleh ke belakang merefleksi akan identitas orang Papua. Tentu identitas orang Papua dalam hal ini terwujud dalam aspek-aspek kebudayaan. Sebab it