UBI --- Korban banjir dan angin topan Kabupaten Yapen Waropen minta bantuan Pemerintah setempat untuk memulihkan rumah yang telah rusak dan biaya perawatan korban. Pasalnya, pihak korban sudah tak sanggup lagi menanggung biaya mereparasi rumah yang rusak akibat angin topan dan banjir bandang pada tanggal 2 hingga 4 April 2011 di Distrik Yapen Selatan.
Very Trirery, salah satu korban di Kelurahan Karao Distrik Yapen Selatan mengatakan sampai sejauh ini pihak Pemerintah dan tim peduli banjir bandang belum menurunkan bantuan untuk memulihkan rumah yang telah rusak dan biaya perawatan istrinya. "Rumah saya telah rusak berat karena kejatuhan pohon besar saat terjangan angin topan dan istri saya mengalami patah tulang," ujar Very, saat menghubungi JUBI, Rabu (6/4). Dirinya mengaku, biaya reparasi rumah yang telah rusak sudah diluar kemampuannya lagi. Juga untuk perawatan istrinya di rumah sakit. "Kami masih menunggu bantuan pemerintah dan bantuan dana atau bahan makanan dari pihak yang rela memberikan bantuan," tuturnya.
Albert Mkum, salah satu korban banjir bandang di Distrik Yapen Selatan juga mengalami hal yang sama. Dia mengatakan, dirinya sudah tak mampu lagi memperbaiki rumahnya yang telah rusak karena terhanyut dan terbawa banjir. Hingga saat ini, keluarga dan istrinya mendirikan tenda darurat di daerah kawasan banjir.
Banjir bandang yang melanda Yapen Selatan diakibatkan karena meluapnya kali Karao di Kelurahan Karao. Sejauh ini belum ada tanggul penahan banjir sehingga daerah tersebut menjadi kawasan yang rawan saat banjir. (Karolus)
Very Trirery, salah satu korban di Kelurahan Karao Distrik Yapen Selatan mengatakan sampai sejauh ini pihak Pemerintah dan tim peduli banjir bandang belum menurunkan bantuan untuk memulihkan rumah yang telah rusak dan biaya perawatan istrinya. "Rumah saya telah rusak berat karena kejatuhan pohon besar saat terjangan angin topan dan istri saya mengalami patah tulang," ujar Very, saat menghubungi JUBI, Rabu (6/4). Dirinya mengaku, biaya reparasi rumah yang telah rusak sudah diluar kemampuannya lagi. Juga untuk perawatan istrinya di rumah sakit. "Kami masih menunggu bantuan pemerintah dan bantuan dana atau bahan makanan dari pihak yang rela memberikan bantuan," tuturnya.
Albert Mkum, salah satu korban banjir bandang di Distrik Yapen Selatan juga mengalami hal yang sama. Dia mengatakan, dirinya sudah tak mampu lagi memperbaiki rumahnya yang telah rusak karena terhanyut dan terbawa banjir. Hingga saat ini, keluarga dan istrinya mendirikan tenda darurat di daerah kawasan banjir.
Banjir bandang yang melanda Yapen Selatan diakibatkan karena meluapnya kali Karao di Kelurahan Karao. Sejauh ini belum ada tanggul penahan banjir sehingga daerah tersebut menjadi kawasan yang rawan saat banjir. (Karolus)
Komentar
Posting Komentar