Langsung ke konten utama

Penjajahan Pribadi

Pribadi kita dilahirkan ke semesta untuk suatu tujuan, untuk diri sendiri dan orang lain. Memiliki tujuan apabila berguna dan bermanfaat/berfaedah. Berguna bagi diri sendiri jika sanggup mempertahankan kehidupan yang sedang dialami, dalam bentuk dan cara apa saja. Sementara bagi orang lain atau sesama, berguna jika membawa keuntungan, dalam arti membawa efek yang baik. 

Pribadi adalah manusia sebagai perseorangan (KBBI). Jadi, disebut pribadi apabila jika ditujukan kepada per-orang. Pribadi hanya khusus disebut untuk manusia!

Tempat pertama manusia hidup adalah rahim ibu. Siapapun yang mengaku pribadi manusia, tidak pernah mengetahui pengalaman-pengalaman selama dalam kandungan, kecuali yang mengandung. 

Baru setelah di alam kedua, seorang pribadi berinteraksi dengan lingkungan sosial yang disebut keluarga. Di sinilah tempat pertama pembentukan pribadi. Termasuk ajaran-ajaran apapun maupun mitos-mitos dalam semua dimensinya turut berpengaruh dalam pola sikap dan pengambilan keputusan hidup. Pribadi manusia yang sejatinya otonom-merdeka dipengaruhi hal tersebut.


Teori Tabula Rasa yang dipopulerkan filsuf Inggris di zaman modern, John Locke (1632-1704 M) berpandangan bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia tanpa membawa pengetahuan dan kemampuan apapun. Pemikiran John Locke menekankan besarnya pengaruh lingkungan dalam proses pembentukan pribadi manusia. Pemahaman John Locke, dalam pengertian lain bahwa seorang pribadi pada dasarnya bebas dalam dirinya alias merdeka, tanpa diintervensi siapapun. 

Kemerdakaan pribadi mulai diintervensi saat pemberian nama. Nama seseorang diberi tanpa persetujuan pribadi yang dilahirkan. Prinsip kesenangan atau ketidaksenangan semasa bayi masih nihil, sehingga tidak adanya ekspresi senang atau tidak senang terkait pemberian identitas. 

Lingkungan lain yang dihadapi seorang pribadi adalah kehidupan bermasyarakat, beragama, dan beradat istiadat. Dari sekian dimensi ruang interaksi, turut berpengaruh dalam mengambil keputusan. Selanjutnya, cara pandang, konsep-konsep pikiran pribadi diwarnai oleh lingkungan yang menjadi keberadaan dan ruang interaksinya. Sejatinya polos seperti kertas putih, meminjam istilah Teori Tabula Rasa.

Suatu komponen terpenting dalam pribadi manusia adalah akal budi. Akal berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kritis. Fungsinya mencerna dan memilah hal-hal yang masuk di akal atau tidak.
Akal menurut KBBI adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran, ingatan. Sementara budi, KBBI mendefinisikan sebagai alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Jadi, akal budi adalah perpaduan pikiran dan perasaan untuk menimbang benar dan salah serta memutuskan yang baik dan buruk. Mengukur hal yang benar dan salah terletak pada hasil daya pikir. Sementara baik dan buruk sebagai hasil pertimbangan budi. 

Dalam perjalanannya, akal budi sebagai komponen pribadi gandrung mengalami keterbelengguan. Bayangkan saja jika akal budi jika tidak digunakan secara maksimal untuk mecerna ajaran-ajaran, mitos-mitos, ideologi-ideologi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara akal sehat. 

Sebagai contoh penjajahan akal budi adalah, misalnya mitos bernada nasehat "Jangan keluar malam-malam nanti dipukul suanggi", Jangan melewati kuburan malam-malam, awas setan!". Ini adalah suatu kerasukan bahkan menjadi penyakit kronis bagi pribadi seseorang jika potensi akal budinya tidak digunakan secara baik. 

Pribadi seseorang adalah otonom di dalam dirinya. Jangan biarkan ajaran tidak sehat merasuki kecerdasan. Karena kita semua pada dasarnya cerdas. Cerdas mengkritisi hal-hal yang tidak masuk akal. Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Etika Budaya Kita Orang Manggarai, Pelan-Pelan Memudar?

Orangtua kita zaman dulu sangat menghargai nilai-nilai budaya yang diwariskan para leluhur. Maksudnya, nilai-nilai budaya yang dicakupi budaya itu sendiri. Budaya dari berbagai dimensinya. Di sini kita menyoroti etika yang mana di dalamnya berbicara tentang nilai moral. Berbicara tentang etika mengarahkan pikiran kita kepada sesuatu yang menjadi kelaziman bagi orang Manggarai. Misalnya, etika ‘ reis ’ alias budaya menyapa orang. Etika memanggil ‘Ite’ untuk orang yang lebih dituakan/sebutan bagi orang ‘yang’terhormat. Menyebut ‘Kraeng’ n Dalu untuk profesi seseorang. Masih banyak nila-nilai etika yang lainnya. Kearifan tersebut tampaknya kian tersayat zaman. Entah kenapa? Orang bilang ‘mungkin karena perkembangan zaman sehingga nilai-nilai kultur itu semakin tenggelam! Mungkin ini benar juga, tapi di satu sisi tergantung dari kita sendiri bagaimana mempertahankan keasliannya. Resiko abad postmodernisme demikian. Dunia semakin maju menuju budaya modern, sehingga budaya as

Penyulam Benang Dari Timor Hingga Papua

Mama Ros sedang fokus memintal benang menjadi kain selendang bermotif Insana ketika masih di Papua Tangannya yang lincah dan gesit di atas alat pemintal klasik tradisional menunjukkan ciri khasnya sebagai penenun handal. Hari-harinya yang begitu padat dengan rutinitas tenun terkadang membuatnya lupa mengurus makan siang. Tanpa disadari pula matahari sudah tenggelam di balik dinding bumi bagian barat.  Itulah gambaran mama Rosina Eno, yang biasa dipanggil mama Ros. Hari-harinya terus berjibaku dengan aktivitas pintal-memintal dengan warna-warni benang hingga menghasilkan kain berbentuk selendang. Dengan gerakan dan kelincahan jemarinya di atas alat tenun dapat menghasilkan selembaran kain selendang dalam sehari. Tidak hanya itu, tapi didukung pula dengan ketekunan dan ketelitian tingkat tinggi membuat hasil lebih sempurna. "Kain Selendang bermotif Insana dari berbagai versi bisa dibuat, asalkan ada benang. Motif apa saja saya bisa buat, intinya ada benang untuk motif", paparny

Guru SMPN 23 Senopi Kompak Pakai Masker

Kegiatan Belajar dan Pembelajaran (KBM) di SMPN 23 Senopi kabupaten Tambrauw, Papua Barat tetap terlaksana sebagaimana biasanya. Tatap muka dengan siswa/i dilaksanakan secara full time setiap pekan.   Meskipun sekolah ini terletak di daerah tergolong zona hijau, namun para guru dan dan siswa/i tetap acuh pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah setempat.  Selama sepekan, kegiatan KBM dilaksanakan per kelas. Hal ini untuk mengantisipasi resiko penyebaran Covid-19 yang sudah mendunia. Mengingat letak sekolah ini persis tak jauh dari jalan umum trans Papua Barat, para guru terus mewanti-wanti siswanya untuk mengurangi sosialisasi diri dengan penduduk yang terus hilir mudik ke kota.  Akses ke kota Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat yang cukup lancar dengan menghabiskan waktu 3 hingga 4 jam membuat warga masyarakat yang tinggal di sekitar lembaga pendidikan ini mudah terjangkau guna mengakses kebutuhan ekonomi. Di sela-sela kunjungan tim Dinas Pendidikan kabupaten Tamb