Pengunjung menikmati air terjun, air jatuh di sekujur tubuh seperti ada hentakan kala badan dipijat-pijat |
Bila ingin memandang sepintas saat melewati jalan raya rute Sorong-Manokwari, mata kita terhalang dengan rimbunnya pepohonan yang menutupi hamparan batu alam di sekitar air terjun.
Jarak dari badan jalan trans Papua Barat sekitar 2 km lebih. Dengan kendaraan bermotor menghabiskan waktu sekitar 5 menit.
Secara administratif wilayah, air terjun ini termasuk pemerintah distrik Miyah, kabupaten Tambrauw, Papua Barat. Menurut penuturan masyarakat setempat, akses ke air terjun ini mulai dibenah oleh pemerintah daerah dimana sebelumnya penyeberangan menuju air terjun menggunakan jembatan tradisional terbuat dari rotan, kini menggunakan jembatan permanen dengan pengecoran semen.
Yang aneh dan menggelitik adalah mata airnya tumbuh di atas bukit bebatuan dan terus mengalir di dinding-dinding batu yang curam.
Dipandang dari bawah, air jatuh tampak membentuk seperti undakan hingga mata enggan beralih pandang karena terpukau dengan fenomena unik. Saat kaki melangkah di atas hamparan batu pun tapak kaki terasa merekat di landasan air karena bebas dari tumbuhan lumut.
Komentar
Posting Komentar